Selasa, 29 Oktober 2013

desain eksperimen



DESAIN EKSPERIMEN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar I

Oleh :
1.         Komilasari                           (1401411502)
2.         Husnun Nisa’                      (1401411537)
3.         Desy Tri Widiastuti                        (1401411552)
4.         Arif Tri Handoko                (1401411562)
5.         Yustiar Budiardhiana         (1401411596)
6.         Nur Atikoh                         (1401411603)
5E
Dosen Pengampu :Moh. Fathurrahman, S.Pd. M.Sn

PGSD UPP TEGAL
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Desain penelitian adalah rencana atau strategi yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian (Christensen, 2001).Desain atau perencanaan diperlukan sebelum kita melakukan atau membuat sesuatu agar hasilnya sesuai dengan keinginan atau yang diharapkan. Desain penelitian eksperimental semua proses yang diperlukan dalam merencanakan dan melaksanakan suatu eksperimen. Desain eksperimen sering ditafsirkan secara sempit, yaitu sebagai suatu proses merencanakan eksperimen, sehingga hasil yang diperoleh dapat memecahkan masalah secara mantap. Desain eksperimen itu mencakup perencanaan dan langkah-langkah yang berurutan dan menyeluruh,  serta cara pelaksanaan eksperimennya. Dengan demikian peneliti dapatmenganalisis data secara objektif dan dapat digunakan untuk mengadakan suatu inteferensi yang valid berkenaan dengan masalah yang sedang diselidiki.
Makalah ini memperkenalkan desain  eksperimen yang merupakan salah satu metode statistik yg digunakan sebagai salah satu alat untuk meningkatkan dan melakukan perbaikan kualitas. Perubahan-perubahan terhadap variabel suatu proses atau sistem di harapkan akan memberi hasil (respon) yang optimal dan cukup memuaskan.
Desain eksperimen berperan penting dalam mengembangkan proses dan dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam proses agar kinerja proses meningkat. Desain eksperimen dapat didefinisikan sebagai suatu uji dengan mengubah-ubah variabel input (faktor) suatu proses sehingga bisa diketahui penyebab perubahan outpu (respon).
Desain eksperimen berguna untuk memperoleh suatu keterangan yang maksimal mengenai proses perencanaan dan pelaksanaan eksperimen yang akan dilakukan. Dengan desain ittu, peneliti dan orang lain dapat memahami bagaimana suatu eksperimen itu disusundan dilakukan, dan kita dapat mengulangi dan mengevaluasi proses eksperimen tersebut.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Apakah pengertian dari desain eksperimen?
2.      Apa saja bentuk-bentuk desain eksperimen?
3.      Bagaimana rancangan bentuk-bentuk desain eksperimen?
4.      Apa saja jenis-jenis desain eksperimen?

C.      Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini yaitu:
1.    Untuk mengetahui pengertian desain eksperimen.
2.    Untuk mengetahui bentuk-bentuk desain eksperimen.
3.    Untuk mengetahui rancangan bentuk-bentuk desain eksperimen.
4.    Untuk mengetahui jenis-jenis desain eksperimen.














BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Desain Eksperimen
Desain eksperimen adalah suatu rancangan percobaan dengan setiap langkah tindakan yang terdefinisikan, sehingga informasi yang berhubungan dengan atau diperlukan untuk persoalan yang akan diteliti dapat dikumpulkan secara faktual. Dengan kata lain, desain sebuah eksperimen merupakan langka-langkah lengkap yang perlu diambil jauh sebelum eksperimen dilakukan agar data yang semestinya diperlukan dapat diperoleh sehingga akan membawa ke analisis obyektif dan kesimpulan yang berlaku dan tepat menjawab persoalan yang dibahas.
Ciri-ciri experimental design
1)      Menurut pengaturan variabel-variabel dan kondisi-kondisi eksperimental secara tertib-ketat, baik dengan control atau manipulasi langsung maupun randomisasi (pengaturan secara rambang).
2)      Secara khusus menggunakan kelompok control sebagai “garis dasar” untuk dibandingkan dengan kelompok (kelompok-kelompok) yang dikenal perlakuan eksperimental.
3)      Memusatkan usaha pada pengontrolan varians :
-          Untuk memaksimalkan varians variabel (variabel-variabel) yang berkaitan dengan hipotesis penelitian.
-          Untuk meminimalkan varians variabel pengganggu atau yang tidak diinginkan yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi yang tidak menjadi tujuan penelitian.
-          Untuk meminimalkan varians kekeliruan atau varians rambang, termasuk apa yang disebut kekeliruan pengukuran.
-          Internal validity  adalahsine qua non  untuk rancangan ini dan merupakan tujuan pertama metode eksperimental. 
-          Tujuan kedua metode eksperimental adalah : external validity  yang menanyakan persoalan : seberapa representatifkah  penemuan-penemuan penelitian ini dan seberapa jauh hasil-hasilnya dapat digeneralisasikan kepada subyek-subyek yang semacam.
-          Dalam rancangan eksperimental yang klasik, semua variabel yang penting diusahakan agar konstan kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimaipulasikan atau dibiarkan bervariasi. Kemajuan-kemajuan dalam metodologi, misalnya rancangan factorial dan analisis varians yang memungkinkan penelitian untuk memani[ulasi atau membiarkan bervariasi lebih dari satu variabel, dan sekaligus menggunakan lebih dari satu kelompok eksperimental. Hal-hal yang demikian itu memungkinkan untuk secara serempak menentukan efek variabel bebas utam (perlakuan), variasi yang berkaitan dengan variabel yang digunakan untuk membuat klasifikasi dan interaksi antara kombinasi variabel bebas dan/atau variabel yang digunakan untuk membuat klasifikasi tertentu.
-          Walaupun cara pendekatan eksperimental itu adalah yang paling kuat karena cara ini memungkinkan untuk mengontrol variabel-variabel yang relevan, namun cara ini juga paling restriktif dan dibuat-buat (artificial). Ciri inilah yang merupakan kelemahan utama kalau metode ini dikenakan kepada manusia dalam dunianya, karena manusia sering berbuat lain apabila tingkah lakunya dibatasi artificial, dimanipulasikan atau diobservasi secara sistematis atau dievaluasi.

B.       Bentuk-bentuk dan Rancangan Desain Eksperimen
1.      Pre-eksperimen
Dikatakan pre-eksperimen karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Hal ini disebabkan karena masih ada variabel luar yang ikut beerpengaruh teradap terbentuknya variabel terikat( dependen).Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel terikat (dependen) itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel bebas (independen). Hal ini bisa saja terjadi karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara acak (random).
a.      Bentuk pra-experimental designs antara lain:
1)    One- shot case study (Studi Kasus Satu Tembakan)
Jenis ini dimaksudkan untuk menunjukkan kekuatan pengukuran dan nilai ilmiah suatu desain penelitian.Adapun bagan dari one-shot case study adalah sebagai berikut:
X O
 
                       
                       
Dengan :X = treatment yang diberikan (variabel independen)
O = Oservasi (variable dependen )
Bagan tersebut dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu kelompok yang diberi perlakuan/treatment, dan selanjutnya diobservasi hasilnya.
Contoh: Pengaruh latihan baru diklat  (X) terhadap produktivitas kerja karyawan (O).

2)    One Group Pretest-Posttest Design (Satu Kelompok Prates-Postes)
Jenis ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan.Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Bagannya sebagai berikut :


O1X O2
 
 
           
Dengan :O1 : nilai pretest ( sebelum diberi perlakuan)
O2 : nilai possttetst (setelah diberi perlakuan)
Pengaruh sebelum dan sesuadah treatment = (O2- O1)
Desain ini mempunyai beberapa kelemahan, karena akan menghasilkan beberapa ukuran perbandingan. Kelemahan tersebut antara lain disebabkan oleh faktor historis (tidak menghasilkan perbedaan O1 dan O2), maturitation (subjek penelitian dapat mengalami kelelahan, kebosanan, atau kelaparan dan kadang enggan menjawab jika dinilai tidak sesuai dengan nilai yang berlaku), serta pembuatan instrument penelitian. Kejelekannya yang paling fatal adalah tidak akan menghasilkan apapun.

3)    Static group comparison (Perbandingan Kelompok Statis)
Desain ini berupaya melengkapi kekurangan kelompok control, tetapi gagal dalam hubungan memperlihatkan bahwa suatu perubahan telah muncul. Penelitian jenis ini menggunakan satu group yang dibagi menjadi dua, yang satu memperoleh stimulus eksperimen (yang diberi perlakuan) dan yang lain tidakmendapatkan stimulus apapun sebagai alat kontrol. Masalah yang akan muncul dalam desain ini adalah meyangkut resiko penyeleksian terhadap subjek yang akan diteliti. Oleh karena itu, grup tersebut harus dipilih secara acak.Adapun bagan desain penelitian ini adalah sebagai berikut.
X                     O1
                        O2
 
                           

Dengan :
O1        : hasil pengukuran satu grup yang diberi perlakuan,
O2        : hasil pengukuran satu grup yang tidak diberi perlakuan.
Pengaruh perlakuan: O1 – O2.
Ketiga bentuk desain preexperiment itu jika diterapkan untuk penelitian akan banyak variabel luar masih berpengaruh dan sulit dikontrol, sehingga validitas internal penelitian menjadi rendah.

b.      Rancangan Pra Eksperimen
1)      Postes Only Design
Dalam rancangan ini perlakuan/intervensi telah dilakukan (X) kemudian dilakukan pengukuran (observasi) atau postes (02).Rancangan ini disebut “The One Shot Case Study”.Hasil observasi (02) ini hanya memberikan informasi yang bersifat deskriptif. Rancangan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
eksperimen                                                      postes


Rounded Rectangle: X      02
 



Dalam rancangan ini sama sekali tidak ada kontrol dan internal validitas. Sifatnya yang cepat dan mudah menyebabkan rancangan ini sering digunakan untuk meneliti suatu program yang inovatif.
Rancangan ini memiliki keuntungan antaralain dapat digunakan untuk menjajagi masalah – masalah yang diteliti atau mengembangkan gagasan – gagasan atau metode- metode atau alat – alat tertentu.
2)      Rancangan “One Group Petest-Postest”
Rancangan ini juga tidak ada kelompok pembanding (kontrol), tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama (pretes) yang memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan – perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen. Bentuk rancangan ini adalah sebagai berikut:
            Pretes                          perlakuan                     postes


Rounded Rectangle: 01   X   02
 


Kelemahan dari rancangan ini antara lain tidak ada jaminan bahkan perubahan yang terjadi pada variable dependen karena intervensi atau perlakuan.
3)      Perbandingan Kelompok Statis ( Statistic Group Comparison)
Rancangan ini seperti sama seperti rancangan pertama, hanya bedanya menambahkan kelompok kontrol atau kelompok pembanding. Kelompok eksperimen menerima perlakuan (X) yang diikuti dengan pengukuran kedua atau observasi (02). Kemudian hasilnya di bandingkan  dengan hasil observasi  pada kelompok kontrol, yang tidak menerima intervensi.

Rancangan ini dapat di ilustrasikan sebagai berikut:
Perlakuan                                postes
Kelompok Eksperimen
X                                                    02
Kelompok kontrol
02

Dengan rancangan ini, beberapa factor pengganggu seperti history, maturation, testing, dan instrumentation, dapat dikontrol walaupun tidak dapat diperhitungkan efeknya.

2.      True Experimental Design ( eksperimen sebenarnya )
Disebut sebagai true experimental karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrolsemua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian, validitas internal (kualitas pelaksnaaan rancangan penelitian) menjadi tinggi. Sejalan dengan hal tersebut, tujuan dari true experiments menurut Suryabrata (2011 : 88) adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakanperlakuan dan membandingkan hasilnya dengan grup kontrol yang tidak diberi perlakuan. True experimental ini mempunyai ciri utama yaitu sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu. Atau dengan kata lain dalam true experimentalpasti ada kelompok kontrol dan pengambilan sampel secara random. Selanjutnya,

a.      Jenis penelitian yang termasuk dalam true experimen desain
1)      Posttest-Only Control Design
R         X         O2
R                     O4
 
Dalam desain ini terdapat dua grup yang dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya perlakuan (treatment) adalah (O1 : O2). Dalam penelitian yang sesungguhnya, pengaruh treatment dianalisis dengan beda uji coba, pakai statistik t-test misalnya. Kalau terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan.
2)      Pretest-Posttes Control Group Design       
Dalam desain ini terdapat dua grup yang dipilih secara random kemudian diberipretest untuk mengetahui perbedaan keadaan awal antara group eksperimen dangroup kontrol.Hasil pretest yang baik adalah jika nilai group eksperimen tidakberbeda secara signifikan.
Bagan dari desain penelitian tersebut adalah sebagai berikut.


R         O1        X         O2
R         O3                    O4
 
 





Pengaruh perlakuan adalah: (O2 - O1) - (O4 - O3).
b.      Rancangan – Rancangan Eksperimen Sungguhan (True Experiment)
1)      Rancangan Pretes- Postes dengan Kelompok Kontrol (Pretest-Postest with Control Group)
Dalam rancangan ini dilakukan randomisasi , artinya pengelompokan anggota –anggota kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan berdasarkan acak . kemudian  dilakuakan pretes (01) pada kedua kelompok tersebut, dan diikuti intervensi (X) pada kelompok eksperimen . setelah beberapa waktu dilakukan postes (02) pada kedua kelompok tersebut . bentuk rancangan ini sebagai berikut:
                                          Pretes              perlakuan                     postes
01
X
02
01

02
R(kelompok eksperimen)
R(kelompok kontrol)

Dengan randomisasi (R) maka kedua kelompok mempunyai sifat yang sama sebelum dilakukan intervensi. Karena keduakelompok sama pada awalnya, maka perbedaan hasil postes pada kedua kelompok dapat disebut sebagai pengaruh dari intervensi .rancangan ini adalah salah satu rancangan yang terkuat didalam mengontrol ancaman - ancaman terhadap validitas.
Tetapi rancangan ini sulit dilaksanakan di lapangan karena biasanya sulit melakukan randomisasi. Disamping itu, dari segi etika atau aspek lain, sering tidak mungkin melakukan intervensi pada kelompok yang satu dan tidak melakukan intervensi pada kelompok yang lain.
Rancangan ini dapat diperluas, denagn melibatkan lebih dari satu variable bebas. Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut:
                                                      Pretes              perlakuan         postes
01
X (a)
02
01
X (b)
02
01

02
R (kel. eksperimen a)
R ( kel. eksperimen b)
R (kel. Kontrol)

Pada rancangan ini, kesimpulan – kesimpulan mengenai efek perbedaan antara program (intervensi) satu dengan lainnya dapat dicapai menggunakan  kelompok kontrol.
2)      Rancangan “ Randomized Salomon Four Group”
Rancangan ini dapat mengatasi kelemahan eksternal validitas yang ada pada rancangan randomized kontrol group pretes-postes. Apabila pretes mungkin mempengaruhi subjek sehingga mereka menjadi lebih sensitif terhadap perlakuan (X) dan mereka bereaksi secara berbeda dari subjek yang tidak mengalami pretes, maka eksternal validitas terganggu, dan kita dapat membuat generalisasi dari penelitian itu untuk populasi.  Rancangan salomon dapat mengatasi masalah ini dengan menambah kelompok ke-3 (dengan perlakuan tanpa tes) dan ke-4 (tanpa perlakuan, tanpa tes). Bentuk rancanganini adalah sebagai berikut:

                              Pretes              perlakuan         postes
01
X
02
01

02

X
02


02
R (kel.eksperimen
R ( kel. kontrol)
R (kel. Kontrol)
R (kel. kontrol)

3)      Rancangan postes dengan kelompok kontrol (posttest only Kontrol Group Design)
Rancangan ini juga merupakan eksperimen sungguhan dan hampir sama dengan rancangan yang telah dibicarakan didepan, hanya bedanya tidak diadakan pretes. Karena kasus kasus telah di randomisasi baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Kelompok- kelompok tersebut dianggap sama sebelum dilakukan perlakauan .bentuk rancangan ini adalah sebagai berikut:
                                          Perlakuan                                            postes
X
02

02
 R (kel. eksperimen )
R ( kel. kontrol)

Dengan rancangan ini, peneliti mengukur pengaruh perlakuan  pada kelompok eksperimen dengan cara membandingkan kelompok tersebut dengan kelompok kontrol. Tetapi rancangan ini tidak memungkinkan peneliti untuk mementukan sejauhmana perubahan itu terjadi , sebab pretes tidak dilakukan untuk mementukan data awal.

3.      Factorial Design
Desain ini merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruh perlakuan terhadap hasil. Semua grup dipilih secara random kemudian diberi pretest.Grup yang akan digunakan untuk penelitian dinyatakan baik jika setiap kelompok memperoleh nilai pretest yang sama.

Bagan penelitian ini :
R
O1
X
Y1
O2
R
O3

Y1
O4
R
O5
X
Y2
O6
R
O7

Y2
O8
Pada desain ini semua  kelompok dipilih secara random,kemudian masing-masing diberi pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan  baik bila setiap kelompok nilai pretestnya sama. Jadi O1=O3=O5=O7.Dalam hal ini variabel moderatornya adalah Y1 dan Y2.
Contoh :
Dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh prosedur kerja baru terhadap kepuasan pelayanan pada masyarakat.Untu itu dipilih empat kelompok secara random. Variable moderatornya adlah jenis kelamin, yaitu laki-laki ( Y1) dan peremouan ( Y2).
Treatment / perlakuan (prosedur kerja baru) dicobakan pada kelmpok ksperimen pertama yang telah diberi pretest (O1 = kelompok laki-laki) dan kelompok eksperimen ke dua yang telah diberi pretest ( O5 = kelompok perempuan). Pengaruh perlakuan (X) terhadap kepuasan pelayanan untuk kelompok laki-laki= ( O2 – O1 ) – ( O4 – O3). Pengaruh perlakuan (prisedur kerja baru ) terhadap nilai penjualan barang untuk kelompok perempuan = ( O6 – O5) – (O8– O7).
Tujuan dari desain ini adalah untuk menentukan apakah efek suatu variabel   eksperimental dapat digeneralisasikan lewat semua level dari suatu variabel kontrol atau apakah efek suatu variabel eksperimen tersebut khusus untuk level khusus dari variabel kontrol, selain itu juga dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan yang tidak dapat dilakukan oleh desain eksperimental variabel tunggal.
4.      Quasi Experimental Design
Quasiexperiments disebut juga dengan eksperimen pura-pura.Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan.Desain ini mempunyai variabel kontrol tetapi tidak digunakan sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.Desain digunakan jika peneliti dapat melakukan kontrol atas berbagai variabel yang berpengaruh, tetapi tidak cukup untuk melakukan eksperimen yang sesungguhnya.Dalam eksperimen ini, jika menggunakan random tidak diperhatikan aspek kesetaraan maupun grup kontrol.
a.      Bentuk-bentuk quasiexperiments antara lain:
1)   Time Series Design
Ciri desain ini adalah grup yang digunakan tidak dapat dipilih secara random.Sebelum diberi perlakuan, grup diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan grup sebelum diberi perlakuan.Jika hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti grup tersebut dalam kondisi tidak stabil dan tidak konsisten. Setelah kondisi tidak labil maka perlakuan dapat mulai diberikan.
O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7 O8

2)   Nonequivalent Control Group Design
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, tetapi pada desain ini group eksperimen maupun group kontrol tidak dipilih secara random.


O1        X         O2
O3                    O4
 
 




Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh perlakuan senam pagi terhadap derajat kesehatan karyawan.Desain penelitian dipilih satu kelompok karyawan.Selanjutnya dari kelompok tersebut yang setengah diberi perlakuan senam pagi setiap hari dan yang setengah lagi tidak.O1 dan O3 merupakan derajat kesehatan karyawan sebelum ada perlakuan senam pagi.O2 adalah derajat kesehatan karyawan setelah senam pagi selama satu tahun, O4 adalah derajat karyawan yang tidak diberi perlakuan senam pagi.Pengaruh senam pagi terhadap derajat kesehatan karyawan adalah (O2-O1)-(O4-O3).

b.      Rancangan-Rancangan Eksperimen Semu (Quasi Experiment)
            Penelitian lapangan pada umumnya tidak menggunakan rancangan eksperimen sungguhan.Untuk penelitian lapangan biasanya menggunakan rancangan eksperimen semu (quasi experiment). Desain ini tidak mempunyaipembatasan yang ketat terhadap randomisasi, dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman validitas. Disebut eksperimen semu karena eksperimen ini belum atau tidak memiliki ciri-ciri rancangan eksperimen yang sebenarnya karena variable-variabel yang seharusnya dikontrol atau dimanipulasi.Oleh sebab itu validitas penelitian menjadi kurang cukup untuk disebut sebagai eksperimen yang sebenarnya. Rancangan-rancangan yang tergolong ke dalam kelompok ini antara lain sebagai berikut :
1)        Rancangan rangkaian waktu ( time series design)
Rancangan ini seperti pre-test, postest, kecuali mempunyai keuntungan dengan melakukan observasi (pengukuran yang berulang-ulang), sebelum dan sesudah perlakuan. Untuk rancangan ini adalah sebagai berikut:
01 02 03 04                                   X                               05 06 07 08
 
        Pretes                          Perlakuan                    Postes

2)       Rancangan rangkaian waktu dengan kelompok pembanding ( control time series design) 
Rancangan  ini adalah rancangan rangkaian waktu, dengan kelompok pembanding (control ). Rancangan ini lebih memungkinkan adanya control terhadap validitas internal, sehingga keuntungan dari rancangan ini lebih menjamin adanya validitas internal yang tinggi. Bentuk rancangan tersebut adalah:
01 02 03 04                     X                        05 06 07 08

01 02 03 04                     X                        05 06 07 08

 
                                           Pretes                  Perlakuan                Postes
Kelas eksperimen


 
Kelas Kontrol

3)      Rancangan ( Non-Equivalent Control Grup )
Dalam penelitian lapangan, biasanya lebih dimungkinkan untuk membandingkan hasil interpensi program kesehatan di suatu control yang serupa, tetapi tidak perlu kelompok yang benar-benar sama misalnya kita akan melakukan studi tentang Pengaruh Pemberian Tablet Besi Terhadap Prestasi Belajar kelompok yang kan diberikan tablet Fe, tidak mungkin sama betul dengan kelompok yang tidak akan diberika Fe ( kelompok control ). Bentuk rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut:

01                     X                                   02

01                                                            02

 
Pretes                  Perlakuan                Postes
Kelas eksperimen


 
Kelas Kontrol

Rancangan non-equivalent control group ini sangat baik digunakan untuk evaluasi program pendidikan kesehatan atau pelatihan-pelatihan lainnya. Di samping itu rancangan ini juga baik untuk membandingkan hasil intervensi program kesehatan di suatu kecamatan atau desa, dengan kecamatan atau desa lainnya.Dalam rancangan ini pengelompokan anggota sampel pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dilakukan secara random atau acak. Oleh sebab itu rancangan ini sering disebut juga “non-randomized control group pretest-postest design”.
4)      Rancangan “separate sample pretest-postest”
Rancangan ini sering digunakan dalam penelitian-penelitian kesehatan dan keluarga berencana, pengukuran pertama (pretest) dilakukan terhadap sample yang dipilih secara acak dari populasi tertentu.Kemudian dilakukan intervensi atau program pada seluruh populasi tersebut. Selanjutnya dilakukan pengukuran kedua (posttest) pada kelompok sampel lain, yang dipilih secara acak (random) dari populasi yang sama. Rancangan ini sangat baik untuk menghindari pengaruh atau efek dari “test”, meskipun tidak dapat mengontrol “sejarah”, “maturitas”. Rancangan ini dapat diilustrasikan sebagai berikut:
02                     X                 

                                                                               02

 
Pretes                  Perlakuan                Postes
R (Kelas eksperimen)


 
R (Kelas Kontrol)


C.      Jenis-jenis Desain Eksperimen
Dalam penelitian eksperimen kita tidak terkonsentrasi pada satu jenis desain/ pola eksperimen saja.Ada tiga desain yang disajikan, guru dapat memilih alternative mana yang paling tepat untuk mencoba suatu tindakan tertentu bilamana kondisi siawa/kelas/sekolah mengalami masalah.Setiap pola/desain eksperimen mempunyai kelemahan dan kebaikannya, namun peneliti harus mampu memilih desain eksperimen yang dapat dilaksanakan dan paling minim mengandung resiko kelemahan. Sebenarnya lebih dari 8 (delapan) desain eksperimen yang dapat kita pelajari, namun berikut ini hanya disampaikan beberapa desain eksperimen yang sering digunakan guru dalam memperbaiki hasil belajar siswa, yaitu:
1.      Treatment by Levels Designs.
Desain ini memberikan dasar-dasar pengamatan stratifikasi yang lebih baik.Kita sadari bahwa pada setiap kelompok/kelas selalu dijumpai adanya siswa yang masuk kelompok tinggi dan rendah, ada siswa-siswa yang pandai dan kurang pandai, maka melalui desain ini stratifikasi itu perlu mendapat perhatian dalam menentukan kelompok kontrol dan eksperimen.Kondisi semacam ini dalam pelaksanaan suatu eksperimen perlu diperhatikan agar tidak banyak mengganggu hasil akhir eksperimen.
Untuk itu, dalam persiapan eksperimen, peneliti harus menentukan dua kelompok yang di dalamnya terdistribusi siswa yang berkemampuan yang seimbang.Walupun demikian bukan berarti bahwa desain ini sudah terbebas dari kesesatan, masih juga dapat terjadi bilamana tidak memperhatikan pelaksana/guru pelaku tindakan baik di kelompok eksperimen atau di kelompok kontrol.Pengulangan juga terjadi kalau tidak diperhatikan kemungkinan pengulangan metode pada kedua kelompok itu. Di samping itu, juga perlu diperhatikan variabel lain yang dapat berpengaruh terhadap hasil eksperimen, maka persiapan perlu dilakukan sebaik-baiknya.

2.      Treatment by Matched Group Designs
Desain eksperimen ini merupakan desain yang paling banyak digunakan para guru dalam menguji keampuhan suatu metode pembelajaran dibandingkan metode lain. Data untuk persiapan dengan desain eksperimen ini dapat diperoleh dari dokumen atau memberikan pretest kepada siswa yang akan dijadikan subyek penelitian. Persoalan pokok yang perlu dipikirkan lebih awal pada matching group adalah faktor-faktor yang harus diseimbangkan agar kelompok-kelompok yang mengikuti eksperimen dapat berjalan pada kondisi eksperimental tanpa dipengaruhi faktor ekstrane.Prinsipnya semua faktor yang dipandang dapat mempengaruhi/mengotori pengaruh tindakan/ treatment harus di-matched/ dijodohkan sebelum tindakan atau eksperimen dilakukan. Misalnya prestasi belajar dan kecerdasan /inteligensi dipandang akan berpengaruh pada hasil eksperimen, maka kedua faktor itu harus di-matched.
Cara melakukan matching dapat dilakukan dengan menguji perbedaan kelompok-kelompok yang dicoba akan menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan analisis t-test. Bilamana ada perbedaan antara kedua kelompok itu eksperimen tidak dapat diteruskan, berarti kedua kelompok itu harus menunjukkan adanya kesamaan.

3.      Matched Subjects Designs
Desain ini berlandaskan pada adanya matched subjects pada dua kelompok yang dipersiapkan untuk eksperimen. Pada matched groups, yang dipakai dasar adalah menjodohkan kedua kelompok itu dengan perhitungan seluruh subyek yang ada pada tiap kelompok, sedang matched subjects yang dijodohkan tiap-tiap subyek pada kelompok yang satu dengan subyek pada kelompok yang lain. Pada matched subjects dapat dijodohkan dengan sistem: a) nominal pairing, b) ordinal pairing, atau c) combined pairing. Pada Nominal pairing yang dipasang-pasangkan seperti jenis kelamin, jenis pekerjaan orang tua, sedang ordinal pairing yang dipasang-pasangkan adalah intelegensi, prestasi belajar, atau tingkat pendidikan. Sedangkan pada combined pairing, yang dipasang-pasangkan adalah kombinasi antara nominal dan ordinal pairing. Pada pelaksanaannya sangat tergantung pada pelaku eksperimen, sistem apa yang akan dipakai.
Desain ini mempunyai kepekaan (sensitivitas) yang lebih tinggi dibandingkan dengan desain lainnya dalam mendeteksi perbedaan pengaruh tindakan/treatment, apalagi kalau mampu memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mencemari hasil eksperimen.

4.      Simple randomized designs
Kelompok eksperimen dan kelompok pembanding diambil secara random dari suatu populasi atau sub sub populasi. Bilamana peneliti menggunakan desain ini dalam menyimpulkan harus hati – hati, apalagi kalau hasil eksperimen ini akan di generalisasikan ke daerah yang kebih luas.
5.      Treatments by subjects designs
Pada desain ini kelompok eksperimen dan kelompok pembanding adalah satu kelompok,sehingga sering disebut One Group/ Same Group Experiment. Karena kelompok eksperimen juga kelompok pembanding maka dapat disebut self control experiment. Dengan desain ini peneliti akan mampu meniadaakan perbedaan antara subyek dan dapat mengetahui pengaruh perlakuan terhadap subyek demi subyek.
Kelemahan yang terjadi pada desain ini antara lain :
a.       Eksperimen I kerap kali mempengaruhi hasil eksperimen pada periode berikutnya carry-over effect.
b.      Perlu adanya dua macam tes penilai untuk menghindari practice effect, tes yang sama diberikan secara berurutan .
6.      Random raplications designs
Pada desain ini subyek ditugaskan secara random ke subgroup-subgroup eksperimen dan subgroup-subgroup pembanding. Untuk setiap sub goup ditentukan secara random. Hasil eksperimen bidang umpannya akan di generalisasikan  kesekolah-sekolah yang lebih luas, maka untuk menghindari adanya kesesatan perlu populasinya diperluas dengan menggunakan beberapa sekolah.penugasan terhadap subyek penelitian ditugaskan secara  random guru yang ditugasi sebagai pelaksana. 
7.      Faktorial Designs
Desain factorial ini menyediakan kemungkinan bagi peneliti untuk perlakuan sekalius dua jenis varibel eksperimen atau lebih. Desaign ini dapat digunakan untuk mengetahui pengruh factor yang berbeda – beda. Eksperimen untuk mengetahui pengaruh pupuk ( A dan B), yang diadakan pada kondisi/ jenis tanah yang berbeda dalam peningkatan produksi kentang. Mungkinakan diperoleh kesimpulan bahwa pupuk A dan B tidak ada perbedaan pengaruhnya terhadap tanah P dan , atau sebaliknya mungkin keduanya sama-sama efektifnya. Dengan desain eksperimen ini juga dapat diketahui interaksi antara jenis pupuk terhadap jenis tanah dalam usaha meningkatkan produksi jenis tanaman tertentu.Dengan demikian pada desain ini peneliti dapat menguji main effects, simple effects, dan interaction effectsnya.
8.      Groups-Within-Treatments Design
Desain ini dimungkinkan untuk mengatasin adanya pengaruh variable eksperimen, sehingga perlu dilakuan secara terpisah. Desain ini disediakan untuk tujuan mendapatkan generalisasi tentang populasi yang terdiri dari sejumlah besar sub populasi, sedangkan untuk mencapai tujuan itu tidak mungkin mengadakan replikasi pada tiap-tiap sub populasi yang dipilih secara random, seperti pada pola Random Repliction Design.

















BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Metode penelitian eksperimen memiliki karakteristik diantaranya adalah variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara tertib ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun random (rambang).Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimental. Bentuk desain metode penelitian experimen adalah Pre Experimental, One Shot Case Study, One Group Pretest-Postest, Intec-Group Comparation, True Experimental, Posttest only Control Design, Pretest Control Group Design, Factorial Experimental, Quasi Experimental, Time Series Design, Nonequivalent Control group Design.
B.     Saran
Dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, diantaranya adalah minimnya contoh-contoh penelitian khususnya penelitian di bidang pendidikan.Oleh karena itu, saran penulis kepada para pembaca yang ingin mengembangkan makalah ini adalah diharapkan menambah beberapa contoh permasalahan penelitian yang menggunakan desain metode penelitian eksperimen, sehingga memberikan gambaran secara lebih lengkap dan nyata tentang metode penelitian eksperimen.





DAFTAR PUSTAKA

Slameto. 2012. Penelitian dan Inovasi Pendidikan. Salatiga : Widya Sari Press.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Yogykarta : Alfabeta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar